Banner 1

Friday 10 June 2016

Telur Rebus Busuk Hantui Warga Bogor


BOGOR-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor menyita ribuan butir telur busuk, Rabu (8/6) dini hari. Tim mendapatkan bukti tersebut dari sebuah pikap di Pasar Lawang Seketeng.

"Rencananya, 3.000 butir telur BS (barang sisa, red) akan digiling bersama daging untuk dijadikan bakso. Diperkirakan, penggilingannya di Pasar Bogor atau Pasar Anyar," ungkap Kabid Perdagangan Disperindag Kota Bogor, Mangahit Sinaga.

Selain itu, kata dia, telur busuk ini juga digunakan untuk bahan mengisi cumi-cumi dan olahan usus di rumah makan. Selain itu, dijadikan campuran siomay dan kuah makanan lainnya.

"Dampaknya bagi kesehatan seperti gatal, demam, pusing, dan mual. Kalau jangka panjang, bisa menyebabkan kanker. Tahun lalu, kami juga sudah pernah menangkap pengedar telur busuk di Pasar Anyar. Baru kali ini di Pasar Lawang Seketeng," jelasnya.

Ia menuding, ada oknum penggilingan daging yang bekerja sama dengan penyuplai telur busuk tersebut. Menurut dia, untuk memuluskan rencana itu, ribuan telur busuk ini dikemas rapi seperti telur layak konsumsi, lalu ditutup terpal dua lapis untuk menghindari bau. "Kami sebenarnya tidak sedang razia, tetapi investigasi tentang bahan kimia yang disalahgunakan untuk makanan. Karena curiga melihat pikap hitam tersebut, mobilnya kami periksa, dan ternyata ada ribuan telur busuk," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, sopir pikap Udin (30) dan kernetnya Zulpa (30) mengaku hanya bertugas mengantar. Sedangkan pemilik telur busuk ada di sekitar Cimande.

"Sopir dan kernet kami tangkap ketika sedang mengopi dan menunggu pembongkaran," jelasnya.

Mangahit menegaskan, pemilik telur sudah dihubungi untuk datang ke kantor Disperindag Kota Bogor. Namun hingga Rabu siang, tak kunjung datang.

Hingga kemarin, kondisi ribuan telur ini sudah bau dan dikerubuti lalat. "Telur ini gagal tetas dan sebagian juga sudah direbus setengah matang. Harganya Rp1.500 per butir. Untuk harga normal atau telur layak konsumsi di atas Rp2.000," jelasnya.

Ditambahkan Mangahit, telur BS ini sebenarnya bisa dijual tetapi bukan untuk konsumsi manusia, tetapi makanan ternak atau pupuk tanaman.

Ia menduga, potensi penyelewengan bahan pokok daging sapi dan daging ayam juga memungkinkan. "Normalnya, daging sapi digantung bukan ditaruh di meja. Jika tak digantung, malah harus dicurigai, bisa saja daging gelonggongan," jelasnya.

Kepala Disperindag Kota Bogor, Achsin Prasetyo, berjanji akan melakukan pengawasan lebih intens lagi. "Momentum Ramadan sering dimanfaatkan oknum-oknum untuk bertindak curang untuk meraup keuntungan dengan cara yang tidak baik," kata mantan kepala DLLAJ Kota Bogor tersebut.(ent)

0 komentar:

Post a Comment